Menjadi Guru Inspiratif

“Guru yang hebat itu akan dikenang sepanjang masa, dan guru yang hebat adalah guru yang menginspirasi” William A. Ward

Seorang guru harus memiliki kharisma dan memiliki karakter khas yang dapat menarik simpati murid. Dengan itu, murid akan senang dengan keberadaan guru itu sendiri ketika mengikuti proses kegiatan belajar mengajar disekolah. Ketika murid sudah merasa nyaman dengan posisi guru, maka apapun yang disampaikan guru akan mudah dicerna oleh muridnya. Guru itu bukan sekedar transfer of knowledge, namun juga transfer of value. Kesuksesan seorang murid adalah dengan mendapatkan guru yang tepat.  

Carl Gustav mengatakan :

“Seseorang mengingat kembali guru-guru yang hebat, namun bersyukur dengan penuh penghargaan kepada guru yang telah menyentuh rasa kemanusiaannya. Kurikulum lebih penting dari sekedar materi pembelajaran, namun kehangatan adalah elemen terpenting bagi tumbuh kembang dan jiwa seorang anak.”

Pernyataan tersebut mengingatkan pada sosok guru, bahwa betapa pentingnya sentuhan hati seorang guru terhadap muridnya. Dengan mengedepankan rasa kemanusiaan terlebih dahulu sebelum faktor yang lain, maka hal itu akan membangun emosional antara guru dan murid  berupa sikap positif hingga membekas selalu untuk masa yang akan datang.

Point penting menjadi guru inspiratif :

1. Harus memiliki kebanggaan menjadi seorang guru

Bangga menjadi seorang pendidik guna mencetak generasi unggul dan tidak mudah mengeluh,  menghadapi kesulitan dengan positif thinking juga tidak malu untuk meminta bantuan pada guru yang lain.

2. Bersikap baik pada siswanya

Jangan sekali-kali melontarkan kata-kata kasar atau buruk yang dapat membuat jatuh siswa, secara tak langsung hal itu merupakan pembunuhan karakter. Melakukan penanaman atau internalisasi positif guna menggugah semangat siswa.

3. Beri contoh yang baik

Disiplin atau tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri suatu pembelajaran, tidak gengsi meminta maaf pada siswa jika ada kesalahan pada guru, serta memiliki attitude yang baik, sebab guru adalah cerminan untuk siswanya

4. Tanamkan sikap positif

Bersikap positif thinking dalam menghadapi siswa, melakukan pendekatan pada siswa guna membangun keakraban dengan guru dan jangan memberikan kesan trauma pada siswa

5. Membuka diri belajar dengan siswa

Gunakan metode belajar yang relevan agar sejalan dengan harapan siswa, berikan kesempatan pada siswa untuk mengeksplore keilmuannya dan berikan pelayanan prima

6. Sentuhan fisik (jika diperlukan)

Mengajak ngobrol atau merangkul siswa dalam arti tidak menjauhi, jangan menghindari jika menemukan siswa nakal, memberikan nasihat baik dan menginspirasi, dan sering – sering memberikan pujian sekecil apapun itu.

7. Mendoakan kesuksesan murid

Luangkan doa yang baik pada murid, karena itu sumber kekuatan.

“Doakanlah yang baik-baik minimal 2 kali setiap harinya.” (Bill gates)

Ada sebuah ungkapan sederhana dari seorang Kyai H. Maemun Zubair beliau mengatakan: “Jadi guru tidak usah punya niat bikin pintar orang. Nanti kamu hanya marah-marah ketika melihat muridmu tidak pintar. Ikhlasnya jadi hilang. Yang penting niat menyampaikan ilmu dan mendidik yang baik. Masalah muridmu kelak jadi pintar atau tidak, serahkan pada Allah. Di doakan saja terus menerus agar muridnya mendapat hidayah.”

Betapa ampuhnya sebuah doa jika dibarengi dengan hati ikhlas, begitupun ikhlas dalam mendidik dan ikhlas menyampaikan ilmu. Tidak terlalu memaksa murid, juga tidak lepas didikan pada murid. Jika mendapat kesulitan dalam menghadapi seorang murid, setelah berbagai tindakan sudah ditangani oleh guru, maka jalan terbaiknya yakni dengan mendoakan.

Guru adalah sebuah profesi yang memberi, maka jelas sering kata disebut “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” karena menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang mulia.

Guru juga sering sekali diartikan dengan “Digugu dan ditiru” maka bagaimana caranya agar seorang guru menjadi cerminan yang baik bagi anak didiknya. Tepatnya yakni dengan  memperbaiki dahulu diri kita sebagai guru, dari yang kurang baik menjadi lebih baik, selalu bersikap disiplin dan istiqamah.

Penulis : Suhendra, S. Ud ( Pembimbing Asrama ITUS )

By febri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.